Minggu, 18 Maret 2012

Wakil Ketua DPRDSU Ir H Kamaluddin Harahap MSi Kerukunan Ummat Beragama di Sumut Masih Berjalan Baik

Medan, (    ) -  Wakil Ketua DPRDSU Ir H Kamaluddin Harahap MSi menilai, keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama di Sumatera Utara saat ini masih berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan, masih terjalinnya hubungan harmonis antara tokoh agama dan masyarakat di Sumut.
    Hal itu dikemukakan Kamaluddin Harahap saat menjadi Keynote Speaker Seminar Nasional Kerukunan dalam Bingkai Kearifan Lokal di Sumatera Utara, dengan tema "Perkuat Persatuan, Hindari Kekerasan dan Bangun Iklim Keharmonisan di Sumut, diselenggaran Yayasan Bunga Raya (YBR) Medan, Sumut di Aula Kampus IAIN Sumut Jalan Williem Iskandar Medan, Jum'at. Seminar dihadiri Ketua YBR Suheri Harahap MA itu mengundang pembicara Dr Sukri MA (Dosen IAIN Sumut), Pengurus DPP GAMKI, Ir Ronald Naibaho, Dosen Ushuluddin IAIN Sumut, Drs H Indra MA, dengan moderator Zulkarnain MA.
    “Kita masih bersyukur dan berbangga bahwa keberagaman antar umat beragama di Sumut masih cukup baik dibanding sejumlah daerah lain di Indonesia seperti di Maluku. Untuk itu, keharmonisan antar umat beragama yang terjalin cukup baik ini hendaknya terus dibina dan dijaga,"kata Kamaluddin Harahap.
    Kamaluddin menyatakan, masih terjalinnya kerukunan antar umat beragama di Sumut saat ini juga didasari masih adanya sikap saling menghargai meskipun berbeda pandangan dan agama. Untuk itu, Kamaluddin juga Wakil Sekjen DPP PAN ini mengingatkan, kerukunan antar umat beragama yang terjalin baik saat ini hendaknya dijadikan momentum untuk melakukan peningkatan pembangunan di Sumut, yang saat ini dinilai kalangan mulai tertinggalkan dari daerah lain khususnya Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
    "Kita berharap kerukunan antar umat bergama yang terjalin baik ini hendaknya menjadi modal bagi kita untuk melakukan pembangunan di segala bidang serta peningkatah Indeks Pembangunan Masyarakar (IPM) Sumut.Sebab sikap toleransi juga kerap ditunjukan dalam wacana pembangunan bangsa ini.
    Dia juga menilai, kebhinnekaan atau keberagaman dan toleransi yang memang sudah mengakar pada masyarakat Indonesia saat ini jugalah yang telah melahirkan berbagai sistem etika, moral, budaya, ekonomi dan berbagai aspek yang tentunya bersentuhan langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Berbagai nilai-nilai luhur yang lahir dari kearifan dan kebijaksanaan yang terus diadopsi bangsa ini sebagai salah satu pondasi berkehidupan yang damai dalam keberagaman dan kebhinnekaan.
    "Kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang lebih mengedepankan kepentingan bersama dari pada kepentingan kelompok atau individu, terus terjalin hingga membentuk sebuah sistem berkehidupan dengan kearifan lokal sebagai prasyaratnya, dan merupakan sebuah warisan yang harus dijaga demi keberlangsungan kehidupan yang damai dalam keberagaman dan ke-bhinekaan sebagai anugrah dari Tuhan YME.Jika hal ini kita pelihara, maka untuk menatap kehidupan yang lebih baik kedepan, atau melakukan peningkatan kualitas pendidikan kita maka diyakini akan mengalami kemajuan kedepannya,"ujarnya.
    Untuk itu, Kamaluddin menegaskan, saat ini sudah waktunya bagi masyarakat Indonesia kembali kepada identitas bangsanya, berke-bhinnekaan yang tunggal ika. Menjadi masyarakat Indonesia, berarti juga menjadi masyarakat yang harus mampu hidup dalam perbedaan dan keberagaman serta meninggalkan kepentingan-kepentingan individu atau kelompoknya.
    Hal senada disampaikan Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sumut, Drs H Indra MA, bahwa nilai kearifan lokal akan memiliki makna apabila tetap menjadi rujukan dalam mengatasi setiap dinamika kehidupan sosial, lebih-lebih dalam menyikapi berbagai perbedaan yang erntan menimbulkan konflik. Sebab, keberadaan nilai kearifan lokal justru akan diuji di tengah-tengah kehidupan sosial dinamis.
    "Disitulah sebuah nilai akan dapat dirasakan.Secara empiris nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Sumut telah teruji keampuhannya, paling tidak ketika proses reformasi berlangsung, pemilu multi partai dan konflik-konflik sosial bernuansa antar pemuda, masalah ekonomi dan politik dapat diredam,"katanya.
    Sebelumnya Ketua Yayasan Bunga Raya Medan Sumatera Utara, Suheri Harahap MA menyatakan, diselenggarakannya kegiatan seminar nasional Kerukunan dalam Bingkai Kearifan Lokal di Sumatera Utara bertujuan untuk mengajak kalangan masyarakat di Sumut tentng pentingnya menjaga keharmonisan dan toleransi antar kehidupan umat beragama. Untuk itu, Suheri Harahap berharap, seminar tersebut dapat menjadi bahan dan data bagi masyarakat khususnya peserta tentang peningkatan keharmonisan hidup antar umat beragama. (   )

1 komentar:

  1. Tidak ada yang tak mungkin bila Allah berkehendak, sesungguhnya digenggamnya lah kekuasaan itu dan Allah akan memberikan kekuasaan itu pada yang di kehendakinya.

    BalasHapus