Medan, ( ) - Wakil Ketua DPRDSU Ir H Kamaluddin Harahap MSi menilai, keharmonisan dan kerukunan antar
umat beragama di Sumatera Utara saat ini masih
berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan, masih terjalinnya hubungan harmonis antara tokoh agama dan masyarakat di Sumut.
Hal itu dikemukakan Kamaluddin Harahap saat menjadi Keynote Speaker
Seminar Nasional
Kerukunan dalam Bingkai Kearifan Lokal di Sumatera Utara, dengan tema
"Perkuat Persatuan, Hindari Kekerasan dan Bangun Iklim Keharmonisan di
Sumut, diselenggaran Yayasan Bunga Raya (YBR) Medan, Sumut di Aula
Kampus IAIN Sumut Jalan Williem Iskandar Medan, Jum'at. Seminar dihadiri
Ketua YBR
Suheri Harahap MA itu mengundang pembicara Dr Sukri MA (Dosen IAIN
Sumut), Pengurus DPP GAMKI, Ir Ronald Naibaho, Dosen Ushuluddin IAIN
Sumut, Drs H Indra MA, dengan moderator Zulkarnain MA.
“Kita
masih bersyukur dan berbangga bahwa keberagaman antar umat beragama di
Sumut masih cukup baik dibanding sejumlah daerah lain di Indonesia
seperti di Maluku. Untuk itu, keharmonisan antar umat beragama yang
terjalin cukup baik ini hendaknya terus dibina dan dijaga,"kata
Kamaluddin Harahap.
Kamaluddin menyatakan, masih terjalinnya
kerukunan antar umat beragama di Sumut saat ini juga didasari masih
adanya sikap saling menghargai meskipun berbeda pandangan dan agama.
Untuk itu, Kamaluddin juga Wakil Sekjen DPP PAN ini mengingatkan,
kerukunan antar umat beragama yang terjalin baik saat ini hendaknya
dijadikan momentum untuk melakukan peningkatan pembangunan di Sumut,
yang saat ini dinilai kalangan mulai tertinggalkan
dari daerah lain khususnya Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
"Kita berharap kerukunan antar umat bergama yang terjalin baik ini
hendaknya menjadi modal bagi kita untuk melakukan pembangunan di segala
bidang serta peningkatah Indeks Pembangunan Masyarakar (IPM) Sumut.Sebab
sikap toleransi juga kerap ditunjukan dalam wacana pembangunan bangsa
ini.
Dia juga menilai, kebhinnekaan atau keberagaman dan
toleransi yang memang sudah mengakar pada masyarakat Indonesia saat ini
jugalah yang telah melahirkan berbagai sistem etika, moral, budaya,
ekonomi dan berbagai aspek yang tentunya bersentuhan langsung dengan
kehidupan bermasyarakat. Berbagai nilai-nilai luhur yang lahir dari
kearifan dan kebijaksanaan yang terus diadopsi bangsa ini sebagai salah
satu pondasi berkehidupan yang damai dalam keberagaman dan kebhinnekaan.
"Kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang lebih mengedepankan
kepentingan bersama
dari pada kepentingan kelompok atau individu, terus terjalin hingga
membentuk sebuah sistem berkehidupan dengan kearifan lokal sebagai
prasyaratnya, dan merupakan sebuah warisan yang harus dijaga demi
keberlangsungan kehidupan yang damai dalam keberagaman dan ke-bhinekaan
sebagai anugrah dari Tuhan YME.Jika hal ini kita pelihara, maka untuk
menatap kehidupan yang lebih baik kedepan, atau melakukan peningkatan
kualitas pendidikan kita maka diyakini akan mengalami kemajuan
kedepannya,"ujarnya.
Untuk itu, Kamaluddin menegaskan, saat ini
sudah waktunya bagi masyarakat Indonesia kembali kepada identitas
bangsanya, berke-bhinnekaan yang tunggal ika. Menjadi masyarakat
Indonesia, berarti juga menjadi masyarakat yang harus mampu hidup dalam
perbedaan dan keberagaman serta meninggalkan kepentingan-kepentingan
individu atau kelompoknya.
Hal senada disampaikan Dosen Fakultas
Ushuluddin IAIN Sumut, Drs H Indra MA, bahwa
nilai kearifan lokal akan memiliki makna apabila tetap menjadi rujukan
dalam mengatasi setiap dinamika kehidupan sosial, lebih-lebih dalam
menyikapi berbagai perbedaan yang erntan menimbulkan konflik. Sebab,
keberadaan nilai kearifan lokal justru akan diuji di tengah-tengah
kehidupan sosial dinamis.
"Disitulah sebuah nilai akan dapat
dirasakan.Secara empiris nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang
pada masyarakat Sumut telah teruji keampuhannya, paling tidak ketika
proses reformasi berlangsung, pemilu multi partai dan konflik-konflik
sosial bernuansa antar pemuda, masalah ekonomi dan politik dapat
diredam,"katanya.
Sebelumnya Ketua Yayasan Bunga Raya Medan
Sumatera Utara, Suheri Harahap MA menyatakan, diselenggarakannya
kegiatan seminar nasional Kerukunan dalam Bingkai Kearifan Lokal di
Sumatera Utara bertujuan untuk mengajak kalangan masyarakat di Sumut
tentng pentingnya menjaga keharmonisan dan
toleransi antar kehidupan umat beragama. Untuk itu, Suheri Harahap
berharap, seminar tersebut dapat menjadi bahan dan data bagi masyarakat
khususnya peserta tentang peningkatan keharmonisan hidup antar umat
beragama. ( )
Tidak ada yang tak mungkin bila Allah berkehendak, sesungguhnya digenggamnya lah kekuasaan itu dan Allah akan memberikan kekuasaan itu pada yang di kehendakinya.
BalasHapus